TIADA sesuatupun di dunia ini—baik yang bersifat material maupun non-material—yang sis-sia dan tidak berguna. Sekecil apapun, pasti terkandung hikmah dan manfaat di dalamnya. Tergantung bagaimana kita memandang dan menyikapi hal tersebut.
Misalnya saja tanaman enceng gondok. Dahulu mungkin kita memandangnya sebagai tanaman tak berguna yang hanya merusak keindahan sungai dan kawasan perairan lainnya. Namun, di tangan seseorang yang kreatif, dia menjadi bahan yang sangat berharga untuk menciptakan benda-benda kerajinan.
Demikian juga tulang-belulang ayam yang kelihatannya sepele. Siapa sangka di tangan seorang perajin asal Boyolali dia menjadi komponen utama yang dapat menghasilkan karya seni yang bernilai tinggi.
Kebanyakan kita melihat sesuatu hanya terhadap sisi luarnya saja. Kita enggan merenung dan berpikir sedikit lebih keras untuk menemukan manfaat atas suatu benda, atau hikmah di balik kejadian yang kita alami.
Contoh lain yang bersifat non-material adalah kegagalan. Atas sebuah kegagalan yang kita alami, sebenarnya kita berhak dan pantas untuk kecewa. Akan tetapi kekecewaan tentu tidak akan mendatangkan manfaat bagi kita. Alangkah lebih bagus jika kita berpikir positif atasnya, dan berusaha menemukan hikmah yang terkandung di balik kegagalan tersebut.
Andaikata Thomas Alva Edison kecewa dan frustasi ketika dulu dia gagal dalam eksperrimen-eksperimennya, kemudian dia berhenti melakukan eksperimen, mungkin saat ini dunia tidak dapat menikmati lampu pijar hasil karyanya. Namun dia memilih untuk mengambil sisi positif dai kegagalan yang dia alami, sehingga kita bisa merasakan manfaat temuan-temuannya.
Di mata Edison, kegagalan dalam sebuah eksperimen bukanlah akhir segalanya. Dia justeru menganggapnya sebagai pelajaran yang sangat berharga. Dari kegagalan itu, dia mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian dia bisa menghindari kesalahan yang sama dalam eksperimen-eksperimen selanjutnya. Dia mengambil hikmah dari kegagalannya.
Memang, hikmah dan manfaat atas suatu hal terkadang tersembunyi. Diperlukan sikap yang bijak dan pandangan yang jernih untuk dapat meraihnya. Maka pertama-tama yang harus dilakukan adalah berpikir positif terhadap suatu perkara. Yakinlah bahwa apapun yang diciptakan oleh Tuhan pastilah mengandung hikmah dan manfaat bagi manusia. Selanjutnya kitalah yang berkewajiban untuk menemukan hikmah tersebut. [*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar