Kuliah Tasawuf (7): Kesatuan Wujud


BAGI yang terbiasa dengan hanya penafsiran teologis, penafsiran sufistik tentang tauhid mungkin akan terasa aneh. Dalam bagian ini saya ingin mencoba sedikit menerangkan konsep yang tidak biasa ini. Konsep kesatuan wujud (Wahdat al-wujud) barangkali dapat memberi penjelasan yang lebih rinci tentang tauhid ala sufi ini.
Konsep kesatuan wujud ini sangat kompleks dan sulit ditangkap. Untunglah al-Syaikh al-akbar Ibn 'Arabi, penggagas konsep ini, memberikan ilustrasi yang cukup jelas tentang hubungan antara Tuhan dan alam semesta dalam konsep kesatuan wujudnya. "Wajah itu satu, tapi kalau engkau perbanyak cermin, maka ia menjadi banyak." "Wajah" di sini merujuk kepada Tuhan, sedangkan "cermin" merujuk pada alam. Jadi dalam khayal Ibn 'Arabi, hubunganTuhan dan alam adalah seperti hubungan wajah dengan cermin. Sedangkan pelbagai makhluk yang ada di dalamnya tidak lain daripada bayang-bayang wajah yang sama dan satu, tetapi terefleksi dalam banyak cermin sehingga mengesankan keanekaan.
Secara lebih teknis, para pendukung wahdat al-wujud menyebut segala macam benda dan makhluk yang terdapat dalam alam semesta sebagai manifestasi (tajalliyat) Tuhan. Tuhan di sini bukan dalam arti esensi atau zat-Nya yang transenden, tetapi dalam arti sifat-sifat atau nama-nama-Nya yang indah. Hubungan antara nama-nama (sifat-sifat) Tuhan tersebut dengan makhluk-makhluk yang ada di jagad raya ini adalah seperti hubungan antara prototipe dengan penjelmaannya, atau ide-ide dengan realisasinya dalam bentuk-bentuk nyata. Nama-nama itu disebut "entitas-entitas yang mapan" (al-a'yan al-tsabitah) yang menemukan aktualisasinya dalam bentuk-bentuk yang beraneka dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Jadi apapun yang kita temukan di alam ini tidak lain daripada manisfestasi sifat-sifat atau butir-butir ide dalam "pikiran" dan pengetahuan Tuhan, semacam ekspresi lahiriah sifat-sifat Tuhan, sehingga alam bisa disebut aspek lahiriah-Nya. Sedangkan sifat-sifat Tuhan sendiri merupakan aspek tersembunyi atau batiniah dari realitas yang sama. Itulah sebabnya al-Qur'an menyebut Tuhan sebagai yang Lahir (al-Zhahir) dan yang Batin (al-Bathin). Jadi, yang Lahir dan yang Batin adalah Tuhan yang sama dan satu. Rumi menyebut alam sebagai penyamaran Tuhan dalam bentuk-bentuk lahiriah.
Doktrin kesatuan wujud ternyata sangat berpengaruh baik terhadap perkembangan pemikiran tasawuf berikutnya maupun terhadap pemikiran filosofis pasca-Ibn 'Arabi. Ini bisa dilihat misalnya dalam ajaran-ajaran tasawuf dari sufi-sufi terkenal, seperti Shadral-Din al-Qunawi (w. 1274), Fakhr al-Din 'Iraqi, 'Abd al-Karim Ibrahim al-Jili, maupun filosof-filosof irfani-eksistensialis seperti Mulla Shadra (w. 1641). Shadr al-Din al-Syirazi atau Mulla Shadra mengembangkan konsep kesatuan wujudnya dari Ibn 'Arabi yang kemudian ia padukan dengan penafsirannya terhadap filsafat Iluminasionis Suhrawardi (w. 1191), pendiri mazhab filsafat Isyraqi.
Sedangkan Mulla Shadra melihat seluruh wujud bukan sebagai objek-objek terpisah, tetapi sebagai sebuah realitas tunggal. Keanekaan wujud-wujud yang nampak seperti terpisah-pisah di alam semesta terjadi akibat pembatasan Wujud Tunggal tersebut oleh esensi-esensi (mahiyat). Berbeda dengan Ibn 'Arabi yang melihat keanekaan makhluk-makhluk yang ada di alam semesta sebagai "theofani" (tajalliyat) dari nama-nama atau sifat-sifat Tuhan, Mulla Shadra melihat kesatuan wujud dalam hubungannya dengan aneka mawjud seperti sinar matahari dalam hubungannya dengan matahari sendiri. Wujud bagi Mulla Shadra ibarat cahaya yang memiliki perbedaan tingkat intensitas, sementara wujud sendiri merupakan suatu kesatuan tunggal yang tidak bisa dibagi-bagi. Inilah sedikit penjelasan dari sebuah doktrin sufi yang sering membingungkan kita, orang awam. [*]
Artikel berseri "Kuliah Tasawuf" pada rubrik "Tasawuf - Filsafat" ini merupakan tulisan Prof. Mulyadhi Kartanegara. Beliau adalah dosen pada Islamic College for Advanced Studies (ICAS) - Paramadina, Jakarta, dan merupakan pakar di bidang tasawuf dan filsafat Islam.

Tidak ada komentar: