TATKALA Nabi Adam As. turun dari mimbar,
beliau pun duduk di antara para malaikat. Lalu Allah Swt. menidurkannya, karena
tidur sebagai istirahatnya badan. Dalam tidurnya Nabi Adam As. melihat Siti
Hawa sebelum diciptakannya. Langsung jatuh hatilah Nabi Adam As. padanya. Maka
diciptakanlah Siti Hawa oleh Allah Swt. dari tulang rusuk Adam As. bagian kiri.
Allah menciptakan Hawa sama bentuknya dengan
Nabi Adam, hanya lebih dipercantik. Dan kecantikannya melebihi 1000 bidadari.
Maka secantik-cantiknya wanita adalah Siti Hawa berikut keturunannya sampai
dihari kiamat. Siti Hawa memiliki 700 ikatan pada rambutnya dengan tinggi badan
sama dengan Nabi Adam As. (60 dzira’). Lalu Allah Swt. memberinya gelang dan
perhiasan dari surga yang berkilau melebihi kilauan mentari.
Setelah itu Nabi Adam As. pun terbangun.
Tiba-tiba Siti Hawa sudah berada di sampingnya. Terheran, kagum, dan langsung
jatuh cinta Adam As. padanya. Syahwat pun merasuki Nabi As. Lalu diwahyukan
pada Nabi Adam As., “Janganlah engkau lakukan sehingga engkau mendatangkan
maharnya.” Nabi Adam
As. bertanya: “Apa mahar (mas kawin)nya?” Allah
Swt. berfirman, “Aku mencegah kalian dari pohon gandum, janganlah kalian makan
pohon itu. Itulah yang menjadi maharnya.”
Riwayat lain mengatakan bahwa Allah Swt.
berfirman, “Berikanlah dia maharnya.” Nabi Adam As. kemudian bertanya, “Apa
maharnya?” Allah Swt. berfirman, “Bacaan shalawat kepada Nabi-Ku dan Kekasih-Ku
Muhammad.” Lalu Adam As. bertanya: “Siapakah Muhammad itu?” Allah Swt.
berfirman, “Dia adalah anak cucumu nanti, dan dia adalah penutup para Nabi.
Andai bukan karena dia niscaya Aku takkan ciptakan makhluk.”
Kisah ini dikutip dari Fanspage “Dukung NU
Mendirikan TV NU Nusantara” yang disadur dari Kitab “Bada-i’ az-Zuhur fi
Waqa-i’ ad-Duhur” Karya Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abubakar
As-Suyuthiy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar