Menggagas Wisata Jejak-Jejak Kartini di Jepara


TANGGAL 21 April kita memeringati hari kelahiran R.A. Kartini. Di Indonesia, Kartini dikenal sebagai pelopor atas gagasan emansipasi perempuan. Kartini hadir dengan ide-ide mengenai perlakuan yang lebih adil, setara, dan bermartabat atas perempuan. Dia “menggugat” dan “memberontak” terhadap tradisi yang memperlakukan perempuan secara sewenang-wenang.

Berbicara tentang R.A. Kartini (1879-1904) tidak terlepas dari perbincangan mengenai Kabupaten Jepara, tempat dia dilahirkan. Di kota inilah dia menghabiskan sebagian besar usianya, sejak lahir hingga remaja. Di kota ini dia memeroleh pendidikan pertamanya. Di kota ini pula dia mulai merintis perjuangan atas emansipasi perempuan. Jepara menjadi saksi sejarah atas jejak kehidupan Kartini.

Terdapat banyak tempat bersejarah di Jepara yang terkait dengan kehidupan Kartini. Di antaranya adalah tempat kelahirannya di sebuah desa di Kecamatan Mayong, Pendapa Kabupaten Jepara, Pantai Tirta Samudera atau Bandengan, dan Pantai Kartini. Selain itu, di Jepara juga terdapat museum yang mendokumentasikan benda-benda bersejarah peninggalan Kartini dan keluarganya, yaitu Museum Kartini. Meskipun museum ini dibangun pada tahun 1975, jauh setelah Kartini wafat, tempat ini menjadi bukti historis atas kehidupan Kartini.

Berkunjung dan napak tilas ke tempat-tempat tersebut akan merekonstruksi ingatan kita atas sejarah hidup dan perjuangan Kartini. Dengan mengunjungi tempat-tempat itu kita dapat merasakan secara langsung derap kehidupan Kartini sewaktu kecil dan masa remajanya. Pada gilirannya, diharapkan ini akan menjadi sarana pendidikan dan pembelajaran bagi generasi muda, serta memotivasi mereka untuk meneladani apa yang telah dilakukan oleh Kartini bagi bangsa.

Selain manfaat di atas, kunjungan ke obyek-obyek itu juga dapat berfungsi sebagai rekreasi. Agar lebih komprehensif dalam menyusuri jejak kehidupan Kartini, kunjungan ke obyek-obyek di atas selayaknya dilakukan secara terintegrasi. Dalam konteks ini, “Paket Wisata Jejak-Jejak Kartini” patut dipertimbangkan. Paket wisata tersebut berupa kunjungan ke Kecamatan Mayong, Pendapa Kabupaten, Museum Kartini, Pantai Kartini, dan Pantai Bandengan.

Mayong dipilih karena di sana terdapat Tugu Ari-Ari Kartini yang menjadi "prasasti" dan simbol atas kelahirannya. Di sana pula Kartini kecil selama beberapa tahun tinggal bersama keluarganya. Sang ayah kala itu merupakan Wedana Mayong. Obyek kedua adalah Pendapa Kabupaten Jepara. Di tempat ini Kartini menghabiskan masa remajanya hingga usia 24 tahun sewaktu menikah dengan Bupati Rembang. Di tempat ini pula dia mendapatkan pendidikan dan pengalaman hidup, merenungkan dan mencetuskan pemikiran-pemikirannya, serta memberdayakan masyarakat dengan mendirikan sekolah wanita dan membina para perajin ukir.

Obyek selanjutnya adalah Museum Kartini. Museum yang terletak di sebelah utara Alun-Alun Kota Jepara ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan Kartini dan keluarganya, terutama kakaknya, R.M. Panji Sosrokartono. Mengunjungi tempat ini akan mengingatkan kita pada aktivitas harian Kartini. Selain itu, di Museum ini kita juga dapat mengamati koleksi benda-benda yang bernilai sejarah, seperti tulang ikan berukuran raksasa yang berumur kurang lebih 220 tahun. Ikan ini ditemukan di Karimunjawa pada April 1989. Di samping itu, kita juga dapat melihat-lihat koleksi benda-benda kerajinan Jepara semisal ukir-ukiran, anyaman rotan, keramik, serta alat transportasi yang digunakan pada zaman dulu.

Rangkaian perjalanan paket wisata ditutup dengan rekreasi ke Pantai Kartini dan Pantai Bandengan. Di Pantai Kartini tersedia berbagai fasilitas seperti pelabuhan, Aquarium Kura-Kura, dan berbagai wahana permainan anak. Suasana taman pantai yang rimbun dan sejuk akan mendatangkan perasaan tenteram di jiwa. Sedangkan di Pantai Bandengan pengunjung dapat menikmati pantai yang landai yang dihiasi dengan hamparan pasir putih yang memesona. Di sana pengunjung bisa berenang, bermain bola volley pantai, sepak bola, berkemah, maupun aktivitas lainnya. Pada sore hari, baik di Pantai Kartini maupun di Pantai Bandengan pengunjung bisa menyaksikan matahari terbenam (sunset) yang begitu memukau.

Kedua pantai tersebut erat kaitannya dengan sejarah kehidupan Kartini. Di kedua pantai itu, Kartini dan saudara-saudara perempuannya seringkali menghabiskan waktu untuk bersantai. Khusus di Pantai Bandengan, Kartini pernah melakukan pembicaraan penting dengan salah satu pejabat Pemerintah Kolonial Belanda—Mr. Abendanon—dalam rangka pengajuan beasiswa untuk belajar ke Belanda. Namun beasiswa ini akhirnya gagal.

Dari rangkaian perjalanan paket wisata ini, peserta diharapkan mendapatkan pengetahuan secara langsung di lapangan atas kehidupan dan pemikiran-pemikiran R.A. Kartini. Di samping itu, mereka juga mendapatkan hiburan dengan berekreasi ke beberapa obyek wisata unggulan Kabupaten Jepara. Maka, selain memeroleh pendidikan dan pengetahuan, peserta juga mendapatkan hiburan yang dapat menyegarkan kembali pikiran mereka.

Untuk mewujudkan gagasan ini diperlukan peran dan dukungan berbagai pihak, khususnya satuan instansi Pemkab yang menangani bidang pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berperan menyediakan paket wisata ini dengan melengkapi berbagai fasilitas yang mendukungnya. Kemudian mempromosikan paket tersebut kepada khalayak, baik pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Sedangkan Dinas Pendidikan berperan mendorong sekolah-sekolah untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan program wisata ini.

Melalui paket wisata pendidikan tersebut, peserta diajarkan untuk mengenang dan meneladani pemikiran-pemikiran R.A. Kartini, serta menghargai dan mengapresiasi potensi dan budaya lokal. Pada gilirannya hal ini dapat berfungsi menumbuhkan kecintaan terhadap daerah, serta memacu tumbuhnya prestasi dan kreativitas di antara mereka. Semoga. [*]

Tidak ada komentar: