WAHB bin Munabbih mengatakan bahwa Nabi
Adam As. adalah orang yang pertamakali mengucapkan salam. Di banyak tempat
terdapat keterangan yang menyatkan bahwa tidaklah suatu kaum mengucapkan salam
kecuali mereka selamat dari siksa. Sehingga para malaikat bertanya, “Ya Tuhan
kami, apakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih mulia dari kami?” Maka Allah Swt.
Menjawab, “Ada, Akulah yang menciptakannya lewat Yadku (kekuasaanku) sendiri.
Aku cukup berkata ‘Kun’, maka wujudlah ia.”
Kemudian Allah Swt. memerintahkan para
malaikat untuk bersujud pada Nabi Adam As. Dan yang pertama bersujud adalah
Jibril As., kemudian Mikail As., Israfil As., Izrail As., dan kemudian para
Malaikat Muqarrabin As. Lantas Allah Swt. memerintah Iblis untuk turut bersujud
pada Nabi Adam As. Namun Iblis menolaknya dan enggan.
Akhirnya Allah Swt. berfirman sebagaimana
tercantum dalam QS. Shad ayat 38, “Apa yang membuatmu tidak mau bersujud pada
makhluk yang Kuciptakan lewat Yadku sendiri?” Iblis pun
menjawab, sebagaimana tercantum dalam QS. al-A’raf ayat 12, “Aku lebih mulia
darinya. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan ia Engkau ciptakan dari
tanah.” Kemudian Iblis melanjutkan, “Dan saya telah beribadah kepadaMu lebih
dulu dengan masa yang sangat lama sebelum Engkau menciptakannya.”
Kemudian Allah Swt. berfirman, “Telah Kuketahui bahwa kamu akan durhaka pada-Ku. Maka semua ibadah yang kamu lakukan tak akan bermanfaat. Mulai sekarang keluarlah kamu dari rahmat-Ku. Allah melanjutkan perkataan-Nya, “Sungguh akan Kupenuhi isi neraka jahannam darimu dan para pengikutmu” (QS. Shad ayat 85). Lalu Iblis pun berkata, “Ya Tuhan, tunggulah saya sampai hari kebangkitan.” Maka Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu tergolong orang-orang yang ditangguhkan.” (QS. al-A’raf ayat 14-15; Shad ayat 79-80; dan al-Hijr ayat 36-37).
Kemudian Allah Swt. berfirman, “Telah Kuketahui bahwa kamu akan durhaka pada-Ku. Maka semua ibadah yang kamu lakukan tak akan bermanfaat. Mulai sekarang keluarlah kamu dari rahmat-Ku. Allah melanjutkan perkataan-Nya, “Sungguh akan Kupenuhi isi neraka jahannam darimu dan para pengikutmu” (QS. Shad ayat 85). Lalu Iblis pun berkata, “Ya Tuhan, tunggulah saya sampai hari kebangkitan.” Maka Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu tergolong orang-orang yang ditangguhkan.” (QS. al-A’raf ayat 14-15; Shad ayat 79-80; dan al-Hijr ayat 36-37).
Akhirnya berubahlah rupa Iblis menjadi setan
yang terkutuk. Nama asli Iblis adalah Azazil, merupakan pembesar para malaikat.
Tiada suatu tempat di langit maupun di bumi kecuali di situ ia melakukan sujud
beribadah kepada Allah. Akan tetapi karena kedurhakaannya kepada Allah maka
semua ibadahnya menjadi sia-sia. Dinamakan Iblis karena ia “ablasa”, telah
putus, dari rahmat Allah.
Pertanyaan simpelnya adalah, “Kenapa Allah
Swt. menghancurkan musuh-musuh para nabi-Nya tetapi membiarkan Iblis yang
notabenenya memusuhi Nabi Adam As.?” Jawabnya adalah, “Allah membiarkan Iblis karena untuk
menggoda (menguji coba) para hamba-Nya.” Nabi Saw. telah bersabda, “Jika Allah
berkehendak agar tiada satu pun makhluk yang durhaka kepada-Nya, maka Allah pun
takkan menciptakan Iblis. Begitulah adanya Iblis merupakan siksaan bagi
orang-orang kafir dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Sehinga Allah Swt.
akan mencintakan mereka yang durhaka pada Iblis, dan juga karena Iblis sendiri
telah meminta pada Allah agar ditunda sampai hari kebangkitan.” [*]
Kisah ini dikutip dari Fanspage “Dukung NU
Mendirikan TV NU Nusantara” yang disadur dari Kitab “Bada-i’ az-Zuhur fi
Waqa-i’ ad-Duhur” Karya Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abubakar
As-Suyuthiy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar