IBNU Abbas Ra. berkata lagi, “Ketika Allah
Swt. hendak meniupkan ruh pada jasad Adam As., maka Allah mengutus ruh itu agar
masuk pada tubuh Adam dari kepala. Sehingga kepala dinamakan juga yafukha.” Awalnya ruh
tersebut menolak, enggan untuk masuk dan mengadu pada Allah, “Wahai Tuhan,
bagaimana mungkin saya masuk pada tempat yang gelap.”
Lantas Allah Swt. memanggilnya 3 kali, tapi
ruh tidak menghiraukan-Nya. Hingga akhirnya dimasukkanlah ia ke dalam jasad
Adam As. secara paksa. Allah berfirman padanya, “Andai engkau mau masuk dengan
tulus niscaya ketika keluarmu juga tulus. Tetapi Ilmu-Ku sudah tertera sejak
zaman azali bahwa engkau masuk secara paksa, maka saat keluar pun harus
dipaksa.”
Disaat ruh masuk pada ruang otak, ia
berputar-putar sampai 100 tahun. Lalu turunlah ia ke dua mata sehingga bisa
melihat, lalu dilihatlah pada jasadnya yang masih berupa bongkahan batu bata.
Kemudian ruh turun ke lubang hidung, bernafaslah ia menghirup udara dan bersin.
Lalu ruh pun turun ke mulut dan lisan, saat
itu Allah mengilhamkan kepadanya untuk memuji. Akhirnya berkatalah lisan,
“Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin” (segala puji milik Tuhan semesta alam). Allah
pun menjawab: “Yarhamuka Rabbuka Ya Adam Hadza Laka Walidzurriyyatika.”
(Tuhanmu merahmatimu wahai Adam. Ini utukmu dan anak-cucumu). Dari sini maka
disunnahkan untuk mendoakan orang yang bersin. Dalam riwayat lain dikatakan
bahwa ketika Nabi Adam As. memuji Allah Swt. (hamdalah), maka Allah Swt. menjawab,
“Karena inilah Aku ciptakan engkau wahai Adam.”
Lalu ruh itu turun lagi ke dada, tulang rusuk
dan perut. Maka Adam As. pun dapat melihat ruh itu terus berpindah-pindah.
Setiap kali ruh itu pindah, maka jadilah daging, tulang, ruh dan darah. Disaat ruh
sudah sampai di lutut maka Adam As. tergesa-tega untuk berdiri tapi tidak
mampu. Maka Allah Swt. Berfirman, sebagaimana dalam QS. al-Anbiya’ ayat 37, “Manusia
telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.”
Dan tatkala ruh sudah merata ke seluruh jasad,
maka Adam As. bisa bergerak, berdiri tergontai dan sempurnalah ciptaan Allah
dengan izinNya, Dzat Yang Mahamenghidupkan tulang-tulang yang telah hancur. [*]
Kisah ini dikutip dari Fanspage “Dukung NU
Mendirikan TV NU Nusantara” yang disadur dari Kitab “Bada-i’ az-Zuhur fi
Waqa-i’ ad-Duhur” Karya Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abubakar
As-Suyuthiy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar