Kisah Nabi Adam 'Alaihissalam (8): Meriahnya Perkawinan Adam As. dengan Siti Hawa

TATKALA Allah Swt. mengusap punggung Nabi Adam As. maka keluarlah benda seperti mutiara yang terpampang gambar anak cucunya, yang berwarna putih dan hitam, pria dan wanita. Kemudian Allah Swt. menuangkan cahaya-Nya. Dengan cahaya itu siapapun yang mengenainya maka ia adalah mukmin. Dan bagi yang tidak terkena cahaya itu maka tergolong orang kafir. Sebagian lagi ada golongan yang mendapatkan cahaya benderang, Nabi Adam As. pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka itu?”
Allah Swt. berfirman: “Mereka adalah para nabi dari anak cucumu, wahai Adam.” Kemudian Allah Swt. menikahkan Adam As. dengan Siti Hawa pada hari Jum’at setelah tergelincirnya matahari. Karena itulah kita disunnahkan menikah pada hari Jum’at.
Dikatakan pula bahwa sosok Nabi Adam As. itu lebih bagus daripada Siti Hawa, namun Siti Hawa lebih lembut dan lunak hatinya. Lalu Allah Swt. mewahyukan kepada Malaikat Ridhwan, penjaga surga, untuk membuatkan perkemahan dan merias para pelayan surga dan para bidadari. Dan dibuatlah seekor kuda untuk Nabi Adam As. bagai kilat yang menyambar yang dibuat dari misik. Kuda itu dinamai kuda “Maimun”. Tatkala kuda itu diserahkan kepada Nabi Adam As., beliau pun langsung menaikinya.
Adapun bagi Siti Hawa diberikan seekor unta pilihan dari surga yang bagian atasnya dipasang tandu terbuat dari mutiara, ia pun lalu menaikinya.
Jibril As. yang memegang kendali kuda, Mikail As. berjalan turut mengiringnya di sebelah kanan dan Israfil As. di sebelah kirinya. Mereka berkeliling di langit dan mengucapkan salam pada para malaikat yang mereka jumpai. Maka para malaikat berkata, “Sungguh amat mulianya engkau (Adam As.) mengalahkan ciptaan Allah lainnya.”
Siti Hawa juga turut berkeliling menaiki onta. Akhirnya sampailah mereka di pintu surga dan mereka terdiam sejenak. Kemudian Allah Swt. mewahyukan pada Adam As., “Ini adalah surga-Ku dan istana kemuliaan-Ku. Masuklah kalian dan makanlah sesuka hati kalian. Dan janganlah kalian mendekati pohon ini, niscaya kalian tergolong orang-orang yang berbuat dzalim.”
Para malaikat yang menjadi saksi atas pernikahan mereka. Kemudian mereka menghantarnya masuk ke dalam surga dan berkeliling menemani Adam As. dan Siti Hawa. Di dalamnya mereka diperlihatkan persediaan tempat-tempat bersemayamnya semua nabi. [*]

Kisah ini dikutip dari Fanspage “Dukung NU Mendirikan TV NU Nusantara” yang disadur dari Kitab “Bada-i’ az-Zuhur fi Waqa-i’ ad-Duhur” Karya Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abubakar As-Suyuthiy.

Tidak ada komentar: