TATKALA Allah Swt. mengusap punggung Nabi
Adam As. maka keluarlah benda seperti mutiara yang terpampang gambar anak
cucunya, yang berwarna putih dan hitam, pria dan wanita. Kemudian Allah Swt.
menuangkan cahaya-Nya. Dengan cahaya itu siapapun yang mengenainya maka ia
adalah mukmin. Dan bagi yang tidak terkena cahaya itu maka tergolong orang
kafir. Sebagian lagi ada golongan yang mendapatkan cahaya benderang, Nabi Adam
As. pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka itu?”
Allah Swt. berfirman: “Mereka adalah para nabi
dari anak cucumu, wahai Adam.” Kemudian Allah Swt. menikahkan Adam As. dengan Siti Hawa
pada hari Jum’at setelah tergelincirnya matahari. Karena itulah kita
disunnahkan menikah pada hari Jum’at.
Dikatakan pula bahwa sosok Nabi Adam As. itu
lebih bagus daripada Siti Hawa, namun Siti Hawa lebih lembut dan lunak hatinya.
Lalu Allah Swt. mewahyukan kepada Malaikat Ridhwan, penjaga surga, untuk
membuatkan perkemahan dan merias para pelayan surga dan para bidadari. Dan
dibuatlah seekor kuda untuk Nabi Adam As. bagai kilat yang menyambar yang
dibuat dari misik. Kuda itu dinamai kuda “Maimun”. Tatkala kuda itu diserahkan
kepada Nabi Adam As., beliau pun langsung menaikinya.
Adapun bagi Siti Hawa diberikan seekor unta
pilihan dari surga yang bagian atasnya dipasang tandu terbuat dari mutiara, ia
pun lalu menaikinya.
Jibril As. yang memegang kendali kuda, Mikail
As. berjalan turut mengiringnya di sebelah kanan dan Israfil As. di sebelah
kirinya. Mereka berkeliling di langit dan mengucapkan salam pada para malaikat
yang mereka jumpai. Maka para malaikat berkata, “Sungguh amat mulianya engkau
(Adam As.) mengalahkan ciptaan Allah lainnya.”
Siti Hawa juga turut berkeliling menaiki onta.
Akhirnya sampailah mereka di pintu surga dan mereka terdiam sejenak. Kemudian
Allah Swt. mewahyukan pada Adam As., “Ini adalah surga-Ku dan istana kemuliaan-Ku.
Masuklah kalian dan makanlah sesuka hati kalian. Dan janganlah kalian mendekati
pohon ini, niscaya kalian tergolong orang-orang yang berbuat dzalim.”
Para malaikat yang menjadi saksi atas
pernikahan mereka. Kemudian mereka menghantarnya masuk ke dalam surga dan
berkeliling menemani Adam As. dan Siti Hawa. Di dalamnya mereka diperlihatkan
persediaan tempat-tempat bersemayamnya semua nabi. [*]
Kisah ini dikutip dari Fanspage “Dukung NU
Mendirikan TV NU Nusantara” yang disadur dari Kitab “Bada-i’ az-Zuhur fi
Waqa-i’ ad-Duhur” Karya Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abubakar
As-Suyuthiy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar